Owner Point Of View
Software-software Affordable App dikembangkan dengan menggunakan operating system, bahasa pemrograman, framework, database, dan webserver yang semuanya freeware dan open source. Kedua kriteria ini juga digunakan oleh sebagian besar institusi di dunia maupun di Indonesia. Institusi-institusi tersebut berupa institusi komersial maupun nirlaba.
Detailnya seperti berikut ini:
Freeware dan TCO:
Freeware berarti institusi dapat menggunakannya dengan bebas tanpa harus membayar lisensi kepada pihak pengembangnya atau siapapun. Penggunaan ini tidak dibatasi oleh waktu, jumlah, hardware yang digunakan, tujuan penggunaan, maupun siapa yang menggunakan. Dengan semua komponen yang besifat freeware tersebut, cost yang dikeluarkan oleh institusi hanyalah biaya pengembangan software dan biaya operasionalnya. Cost tersebut dikenal dengan Total Cost Ownership (TCO).
Adalah hal yang umum bahwa kebutuhan institusi akan bertambah seiring dengan waktu. Ada tiga model utama yang selalu ditemui, apapun institusinya:
Freeware, Open Source, dan Kualitas Software:
Sebagian orang masih berpandangan bahwa kualitas software freeware dan open source tidak bisa diandalkan. Karena gratis, maka software tersebut dibuat asal-asalan. Dari segi keuntungan, lebih menguntungkan memakai software berlisensi, karena tidak harus keluar biaya lagi untuk menutupi kelemahan security, skalabilitas, reliabilitas.
Pandangan ini jelas salah. Pandangan ini terbentuk dari hasil perang opini yang sengaja dilakukan untuk menghancurkan freeware, terutama open source. Motivasi utama dari penyebar opini ini adalah untuk menjaga kemapanan para vendor software berlisensi. Saat ini posisi software-software para vendor tersebut mulai tergeser oleh software open source. Market mereka semakin berkurang.
Software-software open source dikembangkan oleh sekelompok orang yang berkompeten terhadap bidang pengembangan software tertentu. Para pengembang suatu software open source biasa disebut komunitas open source. Sebagian mereka bekerja dengan sukarela. Mereka mendedikasikan sebagian waktu dan pikiran mereka tanpa dibayar. Mereka bersinergi membentuk suatu produk yang layak pakai.
Karena sifat alaminya, semua orang dapat meng-audit source code software open source. Kualitas software open source seharusnya dinilai dari kualitas source code-nya. Semua orang dapat menilai sendiri security, skalabilitas, serta reliabilitasnya, tanpa harus terpengaruh oleh opini orang lain.
Beberapa software open source, bahkan lebih unggul dibandingkan dengan software berlisensi. Ini terbukti dari vendor-vendor besar lainnya yang mengembangkan software-software end product berdasarkan software-software open source. Beberapa nama yang layak dijadikan contoh ini adalah Google, Samsung, Lenovo Sedangkan beberapa perusahaan besar lainnya memberdayakan langsung software-software open source dalam operasional bisnis mereka. Untuk contoh ini, diantaranya adalah Facebook, Twitter, Yahoo, Amazon.
Sebagian besar vendor-vendor tersebut berkontribusi balik terhadap software-software open source yang mereka gunakan. Mereka sadar bahwa masa depan bisnis mereka sangat tergantung pada pada software-software tersebut. Mereka tidak sungkan-sungkan mengeluarkan anggaran untuk membantu pengembangan software open source. Dengan demikian, posisi software open source semakin kuat dan sudah menjadi dominan dibandingkan dengan software berlisensi.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSNS6i9gDYyYM0UvShnjX2xEzQ5Z2kG_8qQB4aRuB1-nqzVzgoetIDoSvs13TTLVsjd7ugOg2PEpgFmn_MfbHonDfTCNZX2Ef5ZkPjOBrdvhSF1Z5kcAJS33WhzrMVhm8aAxqnABFfqoL3/s1600/linux.png)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-w9UUysT-MUNdgNo5dw0N3zazevQgy5jIkcGJlcTMh3NFM_VfPf4-eGzkTvvhc4yprRmFr-T-RcSDw__pgHvUXLU4-fUq0mwfzKdy-D04hDDOQHDZliORKDFzrrqyttN5hThqnrqbG4Po/s1600/php3.png)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEge3VlQAHfoxCFVIqulxqk7fsSW0p0owYpBRxvH47NNjj4H3qTbg8ryqOUT4okjXqnuykBUOlCmtGwCpzEemjYuxegFe0NtfLIa16N1uk4JUNwth0_blwEYSRBsWxIRI7dpOo3Gqzyx2RZt/s320/mysql.png)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiukACJF_NfI5OPt6zM4fmaaQO62gPUMMyf6vbGIjTsVKivCt_EQGr4dWxkxyIXBHInu7GIiThEtKTndxfcU965r07Xw0ea6w2Xw9dQQ04k8TNQ0UvP1oVcu-5b7PRzkoyaDyBb9UFemGe-/s1600/mariadb.png)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlBcAiNTQ7dgaWaBK39NlhMkTMWx5SD5vF1KoOMBDyd_GWTmTw9rOe1pYbuNF96I3IAlqOJZmKMyLvRXHMwhQsr7fpmMTIBtNU_7-NtQ3pjnPTrrW7sS8-aPy7O8kJawWD1jOi7rI03YM_/s1600/postgresql.png)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi85w835-I6faUzafBWkD8KIcD3sVpMeoAZeKYNJDojGRI_jklUSLMHObHCsGVYW53BlDteCJAsaglOioi-fNwsSqhgdWZ6_3zfg9th4EaFkruY2ftNh-id1a41gk7jCBDTf-kDOJ7unmzU/s1600/apache.png)
Detailnya seperti berikut ini:
Server Operating System | : | Linux (open source) |
Programming Language | : | PHP (Open Source) |
Database Server | : | PostgreSQL (open source), atau MySQL (open source), atau MariaDB (open source) |
Web Server | : | Apache (open source), atau NginX (open source) |
Freeware berarti institusi dapat menggunakannya dengan bebas tanpa harus membayar lisensi kepada pihak pengembangnya atau siapapun. Penggunaan ini tidak dibatasi oleh waktu, jumlah, hardware yang digunakan, tujuan penggunaan, maupun siapa yang menggunakan. Dengan semua komponen yang besifat freeware tersebut, cost yang dikeluarkan oleh institusi hanyalah biaya pengembangan software dan biaya operasionalnya. Cost tersebut dikenal dengan Total Cost Ownership (TCO).
Adalah hal yang umum bahwa kebutuhan institusi akan bertambah seiring dengan waktu. Ada tiga model utama yang selalu ditemui, apapun institusinya:
- Model pertama dan tidak umum adalah: Institusi tidak telalu berkembang, tetapi data-data institusi tersebut secara kuantitas bertambah. Setidaknya institusi harus memperbarui kapasitas penyimpanan data digitalnya.
- Model kedua adalah: Institusi berkembang dengan bertambahnya jumlah personil. Dengan pertambahan personil tersebut, personil yang berinteraksi dengan software bertambah. Pada model ini kehandalan software dan infrastruktur jaringan akan teruji, disamping tetap dibutuhkan kapasitas penyimpanan data yang lebih besar.
- Model ketiga adalah: Institusi berkembang, dan aktivitas yang terjadi di dalamnya juga semakin kompleks. Bertambahnya kompleksitas tersebut membutuhkan pengembangan software yang lebih lanjut agar aktivitas tersebut dapat ter-record. Software akan semakin kompleks. Dampak dari semakin kompleksnya software ini adalah: institusi harus menambah jumlah hardware, operating system, server, jaringan, dan lain-lain.
-
Pada model yang manapun, TCO akan bertambah besar. TCO akan bertambah berkali-kali lipat bila institusi menggunakan komponen-komponen yang berlisensi. Institusi harus menambah/memperbarui lisensi dari tiap komponen tersebut sesuai dengan jumlahnya. Dan ini harus dilakukan kembali setiap kali komponen tersebut diperbarui
Hanya dengan menggunakan komponen freeware-lah TCO dapat ditekan seminimal mungkin. Institusi dapat fokus menggunakan anggarannya untuk biaya pengembangan software dan pembelian hardware baru.
Freeware, Open Source, dan Kualitas Software:
Sebagian orang masih berpandangan bahwa kualitas software freeware dan open source tidak bisa diandalkan. Karena gratis, maka software tersebut dibuat asal-asalan. Dari segi keuntungan, lebih menguntungkan memakai software berlisensi, karena tidak harus keluar biaya lagi untuk menutupi kelemahan security, skalabilitas, reliabilitas.
Pandangan ini jelas salah. Pandangan ini terbentuk dari hasil perang opini yang sengaja dilakukan untuk menghancurkan freeware, terutama open source. Motivasi utama dari penyebar opini ini adalah untuk menjaga kemapanan para vendor software berlisensi. Saat ini posisi software-software para vendor tersebut mulai tergeser oleh software open source. Market mereka semakin berkurang.
Software-software open source dikembangkan oleh sekelompok orang yang berkompeten terhadap bidang pengembangan software tertentu. Para pengembang suatu software open source biasa disebut komunitas open source. Sebagian mereka bekerja dengan sukarela. Mereka mendedikasikan sebagian waktu dan pikiran mereka tanpa dibayar. Mereka bersinergi membentuk suatu produk yang layak pakai.
Karena sifat alaminya, semua orang dapat meng-audit source code software open source. Kualitas software open source seharusnya dinilai dari kualitas source code-nya. Semua orang dapat menilai sendiri security, skalabilitas, serta reliabilitasnya, tanpa harus terpengaruh oleh opini orang lain.
Beberapa software open source, bahkan lebih unggul dibandingkan dengan software berlisensi. Ini terbukti dari vendor-vendor besar lainnya yang mengembangkan software-software end product berdasarkan software-software open source. Beberapa nama yang layak dijadikan contoh ini adalah Google, Samsung, Lenovo Sedangkan beberapa perusahaan besar lainnya memberdayakan langsung software-software open source dalam operasional bisnis mereka. Untuk contoh ini, diantaranya adalah Facebook, Twitter, Yahoo, Amazon.
Sebagian besar vendor-vendor tersebut berkontribusi balik terhadap software-software open source yang mereka gunakan. Mereka sadar bahwa masa depan bisnis mereka sangat tergantung pada pada software-software tersebut. Mereka tidak sungkan-sungkan mengeluarkan anggaran untuk membantu pengembangan software open source. Dengan demikian, posisi software open source semakin kuat dan sudah menjadi dominan dibandingkan dengan software berlisensi.